Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Permintaan & Penawaran
Kurs
Dalam penulisan saya
kali ini saya ingin menulis tentang apa saja sih faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran kurs.?mungkin banyak yang belum tau
hal-hal yang mempengaruhi permintaan dan penawaran kurs.
Nah..disinilah tujuan
saya untuk berbagi ilmu tentang faktor yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran kurs terhadap para pembaca
Pertama apa sih yang
dimaksud dengan kurs atau nilai tuka.?
Nilai tukar atau kurs
adalah harga suatu mata
uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore
1997:9). Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas
mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi
atas mata uang asing.
Setelah kita mengetahui apa itu kurs mungkin muncul pertanyaan kembali
dibenak kalian bagaimana sih mekanisme permintaan dan penawaran kurs.?Saya akan
mencoba menganalisanya dari apa yang saya baca dari situs-situs yang saya buka
dan dari buku-buku yang saya baca.
Jadi, penawaran
dan permintaan yang
terjadi di pasar valuta asing dapat menjelaskan bagaimana suatu kurs ditetapkan.
Perubahan mekanisme penawaran dan permintaan dapat merubah titik kesetimbangan,
dan kurs berubah sesuai dengan kesetimbangannya.
Teori mekanisme pasar menjelaskan
bahwa perubahan penawaran dan permintaan yang
terjadi di pasar menyebabkan perubahan terhadap nilai suatu barang. Dengan
pendekatan yang sama, maka kurs mata uang asing akan ditentukan oleh mekanisme
permintaan dan penawaran. Perubahan kekuatan permintaan dan penawaran terhadap
suatu mata uang menyebabkan perubahan kurs mata uang tersebut.
Kurs yang terbentuk merupakan
cerminan dari keinginan para pelaku pasar. Pada akhirnya kurs merepresentasikan
kemampuan para pelaku pasar dalam menggeser atau mempertahankan kurva
permintaan dan penawaran. Melalui mekanisme permintaan dan penawaran akan
dicapai suatu kesepakatan dan terbentuknya kesetimbangan kurs.
Apabila permintaan terhadap suatu
mata uang, misal permintaan terhadap Euro lebih tinggi dari
penawarannya, maka
nilai Euro akan naik, begitu pula sebaliknya. Kurs terbentuk ketika jumlah dan
kurs yang diminta sama dengan jumlah dan kurs mata yang ditawarkan. Kondisi ini
disebut sebagai kondisi kesetimbangan kurs.
Untuk lebih jelasnya mari kita lihat
kurva permintaan kurs
Gambar di bawah menunjukkan
contoh perubahan mekanisme permintaan dan penawaran terhadap mata uang asing
dalam hal ini Euro dan Dollar Amerika yang membentuk kesetimbangan untuk
penetapan kurs EUR/USD. Kesetimbangan awal ditunjukkan oleh perpotongan antara
kurva penawaran dan permintaan D1. Kesetimbangan kurs EUR/USD terjadi pada
nilai E/U1 = 1,230 dengan quantitas Euro yang diperdagangkan sebesar QA.
Permintaan
kurs Asing
Transaksi antara kedua mata uang
asing tersebut berlanjut dengan kekuatan permintaan terhadap Euro menjadi lebih
tinggi. Transaksi dapat menggeser kurva permintaan dari posisi D1 ke D2. Namun
demikian transaksi tidak cukup mampu merubah kurva penawaran terhadap Euro.
Keadaan ini akan membentuk kesetimbangan kurs EUR/USD menjadi lebih tinggi
daripada kurs sebelumnya. Kesetimbangan kurs disepakati pada nilai E/U2 = 1,240
dengan quantitas Euro yang diperdagangkan pada QB. Penguatan kurs EUR/USD
menunjukkan Euro menjadi lebih mahal terhadap Dollar Amerika.
Selain terdapat kurva permintaan
saya juga akan menganalisis kurva penawaran agar bisa lebih jelas lagi
Gambar di bawah menjelaskan
perubahan kesetimbangan kurs yang terjadi akibat naiknya penawaran mata uang
Euro. Kesetimbangan awal terjadi pada perpotongan antara kurva permintaan dan
penawaran S1. Kesetimbangan ini menetapkan kurs EUR/USD pada nilai E/U1 = 1,230
dengan quantitas Euro yang ditransaksikan sebesar QA. Transaksi selanjutnya
menghasilkan kekuatan penawaran Euro lebih tinggi, sehingga kurva penawaran
bergeser dari S1 ke S2, sedangkan permintaan terhadap Euro tidak berubah.
Terjadi kesetimbangan baru pada kurs EUR/USD yang lebih rendah, yaitu pada
nilai E/U2 = 1,220 dengan quantitas Euro yang ditransaksikan pada QB.
Penawaran
Valuta Asing
Tentu saja mekanisme permintaan dan
penawaran ini bukan di dasarkan atau terjadi pada suatu negara, namun merupakan
mekanisme yang terjadi di pasar valuta asing dunia. Artinya satu mata uang
asing dapat ditransaksikan untuk dipertukarkan oleh berbagai mata uang asing
pada periode yang hampir bersamaan.
Meningkatnya permintaan Dollar
Amerika tidak hanya disebabkan oleh transaksi Euro yang dipertukarkan dengan
Dollar Amerika, namun disebabkan juga oleh transaksi Yen Jepang yang
dipertukarkan dengan Dollar Amerika, Poundsterling Inggris yang dipertukarkan
dengan Dollar Amerika, dan mata uang asing lainnya yang dipertukarkan dengan
Dollar Amerika.
Begitupun sebaliknya, meningkatnya
penawaran Dollar Amerika tidak hanya disebabkan oleh transaksi Dollar Amerika
yang dipertukarkan dengan Euro, namun disebabkan juga oleh transaksi Dollar
Amerika yang dipertukarkan dengan Yen Jepang, Dollar Amerika yang dipertukarkan
dengan Poundsterling Inggris dan Dollar Amerika yang dipertukarkan dengan mata
uang asing lainnya.
Setelah kita melihat kurva
permintaan dan penawaran kurs dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
kurs adalah sebgai berikut :
1.) Perbedaan
tingkat inflasi antara 2 negara
Suatu negara yang
tingkat inflasinya konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya
dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing
power) mata uang tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir
abad 20 lalu, negara-negara dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang, Jerman
dan Swiss, sementara Amerika Serikat dan Canada menyusul kemudian. Nilai tukar
mata uang negara-negara yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami depresiasi
dibandingkan negara partner dagangnya.
2.) Perbedaan
tingkat suku bunga antara 2 negara
Suku bunga,
inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku
bunga, bank sentral suatu negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata
uang. Suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara
tersebut meningkat. Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan
return yang lebih besar. Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan
keluar hingga bank sentral menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank
sentral menurunkan suku bunga maka akan cenderung memperlemah nilai tukar mata
uang negara tersebut.
3.) Neraca
perdagangan
Neraca perdagangan
antara 2 negara berisi semua pembayaran dari hasil jual beli barang dan jasa.
Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut membayar
lebih banyak ke negara partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang
diperoleh dari negara partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan
lebih banyak mata uang negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata
uang negara tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan sebaliknya
disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang negara tersebut menguat terhadap
negara partner dagang.
4.) Hutang
publik (Public debt)
Neraca anggaran
domestik suatu negara digunakan juga untuk membiayai proyek-proyek untuk
kepentingan publik dan pemerintahan. Jika anggaran defisit maka public
debt membengkak.Public debt yang tinggi akan menyebabkan naiknya
inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond pemerintah atau
mencetak uang. Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara
tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya
turun. Public debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai
tukar mata uang negara tersebut.
5.) Ratio harga
ekspor dan harga impor
Jika harga ekspor
meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai tukar mata uang negara
tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan jasa dari negara
tersebut naik yang berarti permintaan mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya
untuk harga impor yang naik lebih cepat dari harga ekspor.
6.) Kestabilan
politik dan ekonomi
Para investor tentu
akan mencari negara dengan kinerja ekonomi yang bagus dan kondisi politik yang
stabil. Negara yang kondisi politiknya tidak stabil akan cenderung beresiko
tinggi sebagai tempat berinvestasi. Keadaan politik akan berdampak pada kinerja
ekonomi dan kepercayaan investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai
tukar mata uang negara tersebu
Nah..itulah yang mengakibatkan
mengapa permintaan dan penawaran kurs selalu berubah-ubah faktor yang sangat
mencolok adalah karna adanya inflasi di suatu negara yang mengakibatkan
permintaan dan penawaran kurs tidak stabil.
Semoga bermanfaat penulisan saya kali ini untuk bahan referensi kalian...
Refrensi :
http://ardra.biz/ekonomi/valuta-asing/supply-dan-demand-valuta-asing/