JANGAN LUPA FOLLOW BLOG SAYA UNTUK SELALU MENDAPATKAN UPDATE TENTANG ILMU-ILMU PENGETAHUAN UNTUK BAHAN REFRENSI ANDATERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG INI

Selasa, 31 Maret 2015

PDB dan PDRB Indonesia Untuk Tahun 2014

Kali ini saya akan menulis tentang PDB dan PDRB Indonesia untuk tahun 2014 ,penulisan ini masih bisa di bilang sambungan dan ada kaitannya dengan penulisan saya sebelumnya yang berjudul “ekspor-impor Indonesia”  .

Mungkin penulisan kali ini akan sangat rumit dan kompleks dalam pembahasannya sebab kita berbicara tentang PDB dan PDRB.
Apa sih yang dimaksud PDB dan PDRB? Mungkin sebagian orang yang tidak berkecimpung di dunia ekonomi dan tidak mau peduli dengan ekonomi Indonesia akan bertanya-tanya apa itu PDB dan PDRB.

PDB adalah salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan .
PDB pada dasar nya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha  dalam suatu negara tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang di hasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Sedangkan PDRB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian diseluruh daerah dalam tahun tertentu atau periode tertentu dan biasanya 1 tahun.Perhitungan PDRB menggunakan 2 macam harga yaitu harga berlaku dan harga konstan .
Kalau kita telaah dan analisa PDB Indonesia pada tahun 2014 dapat kita ketahui bahwa pada triwulan ke-IV turun sebesar sebesar 2,06 persen terhadap triwulan III-2014 (q-to-q). Kontraksi ini disebabkan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 22,44 persen.

Seperti  pada grafik di bawah ini :


Laju Pertumbuhan PDB Triwulan I-2013 s.d Triwulan IV-2014 (persen)
Sumber Gambar : Goggle

Bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 (y-on-y), PDB Indonesia triwulan IV-2014 tumbuh 5,01 persen, dimana pertumbuhan tertinggi terjadi di Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 10,20 persen.

Sumber Gambar : Goggle

Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha (persen)
Sumber Gambar : Goggle

Secara kumulatif, pertumbuhan PDB Indonesia hingga triwulan IV-2014 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 (c-to-c) tumbuh 5,02 persen.

Besaran PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada triwulan IV-2014 Rp2.690,2 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2010 pada triwulan yang sama adalah
Rp2.161,5 triliun.

Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha
                                                                   Sumber Gambar : Goggle

Dari sisi pengeluaran, kontraksi PDB triwulan IV-2014 terhadap triwulan sebelumnya terutama disebabkan oleh peningkatan Komponen Impor Barang dan Jasa yang tumbuh 8,17 persen, sementara Komponen Ekspor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 4,32 persen. Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebagai komponen dengan share terbesar, hanya tumbuh 0,03 persen.

Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran (persen)
Sumber Gambar : Goggle

Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran Triwulan IV-2014 (persen)
 Sumber Gambar : Goggle

Pertumbuhan PDB menurut Pengeluaran triwulan IV-2014 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 (5,01 persen) ditopang oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Sebesar 5,01 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,27 persen dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 2,83 persen. Sedangkan Komponen Ekspor Barang dan Jasa tumbuh minus 4,53 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT tumbuh minus 0,23 persen dan Komponen Impor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 3,22 persen dibanding triwulan yang sama tahun 2013.

Produk Domestik Bruto Menurut Pengeluaran
Sumber Gambar : Goggle

Laju Pertumbuhan PDB Tahun 2012–2014 (persen)
Sumber Gambar : Goggle

Pada tahun 2014, Lapangan Usaha Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap total perekonomian sebesar 21,02 persen diikuti Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 13,38 persen dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 13,38 persen.

Laju Pertumbuhan dan Distribusi PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012–2014 (persen)
Sumber Gambar : Goggle

Besaran PDB Indonesia pada tahun 2014 atas dasar harga berlaku mencapai Rp10.542,7 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2010) mencapai Rp8.568,1 triliun.

PDB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012–2014 (triliun rupiah)


 Sumber Gambar : Goggle

Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 5,02 persen ditopang oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,14 persen. Sementara itu, , Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT tumbuh 12,43 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah tumbuh 1,98 persen dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 4,12 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional dari pertumbuhan tahun lalu lebih disebabkan oleh komponen Ekspor yang tumbuh hanya sebesar 1,02 persen dan Komponen Impor Barang dan Jasa yang tumbuh hanya 2,19 persen.

Laju Pertumbuhan dan Distribusi PDB Menurut Pengeluaran Tahun 2012–2014 (persen)
 Sumber Gambar : Goggle

Pada tahun 2014, PDB dari sisi pengeluaran digunakan untuk memenuhi Konsumsi Rumah Tangga sebesar 56,07 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau Investasi Fisik 32,57 persen, 
Ekspor Barang dan Jasa 23,72 persen, Konsumsi Pemerintah 9,54 persen, dan Konsumsi LNPRT 1,18 persen. Sedangkan untuk penyediaan dari Impor sebesar 23,72 persen.

PDB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Tahun 2012–2014 (triliun rupiah)
Sumber Gambar : Goggle

Dalam kurun waktu 2010-2014, PDB per kapita atas dasar harga berlaku terus mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp28,8 juta, tahun 2011 sebesar Rp32,4 juta, tahun 2012 sebesar Rp35,1 juta, pada tahun 2013 mencapai Rp38,3 juta, dan pada tahun 2014 mencapai Rp41,8 juta.

PDB Per Kapita Indonesia Tahun 2010–2014

Sumber Gambar : Goggle

Sedangkan untuk PDRB tiap-tiap wilayah di Indonesia sebagai berikut :
Sumber Gambar : Goggle

Struktur PDRB pada triwulan IV-2014 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,65 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,71 persen, Pulau Kalimantan 8,61 persen, dan Pulau Sulawesi 5,81 persen, dan sisanya 5,22 persen di pulau-pulau lainnya.


Sumber Gambar : Goggle

Pertumbuhan pdrb pada triwulan IV-2014 , dipengaruhi oleh empat provinsi penyumbang terbesar dengan total kontribusi sebesar 52,61 persen. Keempat provinsi tersebut adalah DKI Jakarta,jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah, dengan pertumbuhan y-on-y masingmasing sebesar 6,22 persen, 6,01 persen, 5,46 persen, dan 6,16 persen.








Sumber Gambar : Goggle

Dapat kita lihat dari tabel pertumbuhan PDRB diatas provinsi terkaya atau pertumbuhannya sangat besar pada triwulan ke-IV adalah Sulewasi Barat sebesar 8,73% tetapi sangat disayangkan kontribusi terhadap pulau hanya sebesar 4,84% sangat kalah dengan provinsi Sulawesi Selatan yang mempunyai kontribusi terhadap pulau sebesar 48,48% dengan pertumbuhan provvinsi sebesar 7,57 % sedangkan untuk ibukota negara provinsi DKI Jakarta hanya mempuyai pertumbuhan sebesar 5,95% pada triwulan ke-IV dengan kontribusi terbesar di pulau Jawa sebesar 29,58%

Jadi jika pertumbuhan PDB dan PDRB Indonesia selalu baik dan tidak turun terjun bebas pada tahun selanjutnya di jamin Indonesia akan setara dengan Amerika Serikat dan Cina serta akan mampu mesejahteraan rakyatnya dan tidak ada lagi perbedaan yang sangat jauh dalam soal pendapatan antar rakyatnya...

Perkembangan Ekspor-Impor Indonesia 5 Tahun Terakhir

Dalam kesempatan kali ini saya akan menulis dan menganalisa serta meneliti perkembangan ekspor-impor Indonesia baik itu ekspor-impor dari sektor migas,non migas maupun sektor ekonomi kreatif.
Kegiatan ekspor dan impor menjadi salah satu alasan utama mengapa kegiatan bisnis internasional dapat tetap hidup dan terus mengalami perkembangan sampai saat ini.

Kegiatan ekspor-impor juga tidak luput dari adanya keterbatasan sumber daya di dalam suatu negara,sehingga hal ini memaksa negara tersebut untuk melakukan impor agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.

Hal sebaliknya terjadi kepada negara yang memiliki sumber daya yang melimpah dimana untuk mengefektifkan sumber daya tersebut maka negara tersebut dapat mengekspornya ke negara yang membutuhkan.

Nah,lain hal nya dengan Indonesia meskipun Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah seperti sumber daya migas,non migas dan ekonomi kreatif,Indonesia juga melakukan Impor agar dapat menutupi apabila ada kekurangan sumber daya Contoh seperti di sektor migas Indonesia harus mengimpor minyak dari negara-negara sahabat akibat Indonesia tidak mampu mengolahnya sendiri,Indonesia harus mengekspor minyak mentah dengan harga relatif rendah dan mengimpor kembali minyak mentah yang sudah diolah oleh negara yang mampu mengolah minyak mentah menjadi bahan bakar dari Indonesia dengan harga relatif tinggi itu dari sektor migas sedangkan dari sektor nonmigas meskipun Indonesia memiliki banyak lahan pertanian Indonesia juga memerlukan impor beras dari Thailand,Vietnam agar dapat menutupi kekurangan beras nasional.

Selain dari sektor migas dan non migas Indonesia jg melakukan ekspor-impor dalam sektor ekonomi kreatif seperti mengekspor dan mengimpor film walaupun film Indonesia tidak kalah jauh dari buatan negara-negara lain terutama Amerika Serikat.


Secara lebih jelasnya dalam penulisan saya kali ini saya akan memposting dan menganalisa tabel hasil ekspor-impor dari sektor migas,non migas serta ekonomi kreatif Indonesia ke negara-negara lain baik itu menurut sektor,komoditi,provinsi serta negara tujuan sebagai berikut:

Tabel Perkembangan Ekspor Non Migas (sektor) Periode 2010-2014



Sumber Gambar : http://www.kemendag.go.id/

Dari tabel ekspor non migas Indonesia dapat disimpulkan bahwa ekspor terbesar  yang tiap tahun nya mulai dari tahun 2010-2014 meningkat serta stabil dari sektor non migas Indonesia adalah ekspor bernomor HS 03.Ikan dan Udang jumlah ekspor nya pada tahun 2010 sebesar 1.687,20 juta US$,tahun 2011 sebesar 2.045,20 juta US$,2012 sebesar 2.201,80 juta US$ ,2013 sebesar 2.389,80 juta US$,2014 sebesar 2.620,20 juta US$ atau dapat di simpulkan rata-rata pendapatan ekspor bernomor HS 03.ikan dan udang dari tahun 2010-2014 sebesar 2774,7 juta US$ yang memiliki trend (2010-2014) sebesar 10,92%,perub(2010-2014) sebesar 9,84% dan memiliki peran sebesar 1,8% pada tahun 2014 dalam pendapatan negara selain itu ada  ekspor dengan no HS 44.Kayu,Barang dari Kayu  mulai dari tahun 2010-2014 sama seperti HS 03.ikan dan udang yang tiap tahun nya selalu meningkat serta stabil tidak pernah turun sedikitpun mulai pada tahun 2010 sebesar 2.935,40 juta US$,,tahun 2011 sebesar 3.374,70 juta US$,tahun 2012 sebesar 3.374,70 juta US$,tahun 2013 sebesar 3.448,50 juta UU$, tahun 2014 sebesar 4.070,50 juta US$ atau bisa di bilang rata-rata pendapatan ekspor bernomor 44.kayu,barang dari kayu dari tahun 2010-2014 sebesar 4.609,7 juta US$  yang memiliki trend (2010-2014) sebesar 7,55%,perub (2010-2014) sebesar12,04% serta memiliki peran pada tahun 2014 untuk pendapatan nasional sebesar 2,79 %  dari total non oil sebesar tahun 2010 129.739,50 juta US$,tahun 2011 sebesar 162.019,60 US$,,tahun 2012 sebesar 153.043,00 US$,,tahun 2013 sebesar 149,918,80 US$, dan tahun 2014 sebesar 145.960,80 US$ meskipun total non oil sebesar 740.681.70 juta US$ dengan rata-rata tiap tahun nya sebesar 148.136,34 US$ dan  mengalami penurunan tiap tahun nya .

Dari 2 ekspor terbesar Indonesia yang lebih besar peranan nya untuk pendapatan nasional Indonesia adalah ekspor bernomor  HS 44.Kayu,Barang dari Kayu itu ekspor menurut sektoral.

Setelah kita melihat dari segi ekspor sekarang saya akan mencoba bandingkan besaran mana antar ekspor dan impor Indonesia dengan cara menganalisa besaran impor Indonesia dari segi sektoral 

Tabel nya sebagai berikut :

Sumber Gambar : http://www.kemendag.go.id/

Dapat kita lihat dari data pada tabel di atas bahwa jumlah rata-rata impor terbesar Indonesia ada di bagian bahan baku penolong dengan jumlah rata-rata  sebesar 129.596,38 juta US$ dengan rincian pada tahun 2010 sebesar 98.755,10 juta US$,tahun 2011 sebesar 130.934,30 juta US$,tahun 2012 sebesar 140.126,00 juta US$,tahun 2013 sebesar 141.957,90 juta US$ ,dan tahun 2014 sebesar 136.208,60 juta US$ dengan jumlah seluruhnya dari tahun 2010-2014 sebesar  647.981,90 juta US$ dari total impor non oil Indonesia sebesar 899.599,90 juta US$ dengan rata-rata tiap tahun nya sebesar 173.919,18 juta US$ dari tahun 2010-2014

Setelah mengetahui mana sumber daya terbesar dari hasil pengamatan dan analisa dalam ekpor dan impor sudah sangat jelas bahwa impor non oil atau non migas Indonesia lebih besar di bandingkan ekspor nya seperti kalau di buat perbandigan,perbandingan nya sebesar 8:1 itu semua dari segi sektoral atau golongan barang.

Setelah kita mengetahui ekspor  serta impor terbesar yang memiliki peran untuk Indonesia dari segi sektoral sekarang saya akan memposting untuk kita belajar serta melihat dan menganalisa ekspor impor Indonesia dari segi komoditinya

Pertama kita analisa terlebih dahulu besaran ekspor komiditi yang dimiliki Indonesia,data nya sebagai berikut:
Sumber Gambar : http://www.kemendag.go.id/

Sedangkan kalau dilihat ekspor Indonesia dari segi komoditi dapat dilihat dari tahun 2010-2014 walaupun tidak stabil sebab tiap tahunnya selalu mengalami naik turun dapat kita lihat peran yang lebih besar dalam ekspor dari segi komoditi di pegang oleh no HS 15 Lemak dan Minyak Hewan sebesar 14,43% dengan jumlah pendapatan untuk Indonesia dari tahun 2010-2014 sebesar19.910,34 juta US$ dengan rata-rata tiap tahun nya sebesar 99.551,70 juta US$ dan no HS 27 Bahan Bakar Mineral sebesar 14,43% dengan jumlah pendapatan untuk Indonesia dari tahun 2010-2014 sebesar 118.415,70 juta US$ dengan rata-rata tiap tahunnya sebesar 23.683,18 juta US$ dari total keselurahan pendapatan ekspor komiditi tahun 2010-2014 dengan besaran 740.681,70 juta US$ dengan rata-rata tiap tahun nya sebesar 148.136.34 juta US$

Sekarang mari kita bandingkan dengan impor Indonesia menurut Komoditi  dari tahun 210-2014,data nya sebagai berikut :

Dari data di impor menurut komoditi dapat di lihat impor terbesar ada di HS 84 mesin-mesin/pesawat mekanik dengan rincian sebesar pada tahun 2010 20.019,00 juta US$,tahun 2011 sebesar 24.428,10 juta,tahun 2013 sebesar 27.290,50 juta US$ dan tahun 2014 sebesar 25.834,80 juta US$ dengan jumlah dari tahun 2010-2014 sebesar 126.301,20 juta US$ dengan rata-rata sebesar 25.260.24 juta US$ dari jumlah keseluruhaan impor non migas menurut komoditi sebesar 670.191,10 juta US$ dengan rata-rata tiap tahunnya sebesar 134,038,22 juta US$

Dapat disimpulkan bahwa ternyata ekspor Indonesia sebesar 740.681,70 juta US$ dengan rata-rata tiap tahun nya sebesar 148.136.34 menurut komoditinya lebih besar di bandingkan impor Indonesia menurut komoditinya sebesar 670.191,10 juta US$ dengan rata-rata tiap tahunnya sebesar 134,038,22 juta US$.
  
Setelah kita mengetahui besaran ekspor Indonesia mulai dari segi sektoral maupun komoditinya pasti kalian bertanya-tanya seluruh ekspor tersebut dari manakah asalnya?

Berikut asal ekspor Indonesia dari 33 Provinsi di Indonesia

Besaran atau kouta asal ekspor Indonesia dari tahun 2010-2014 berasal dari Provinsi DKI Jakarta,tak heran jika DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia yang menjadi pusat ekonomi Indonesia memiliki peranan yang besar dalam ekspor Indonesia sebesar 32,89%

Selain kita melihat asal ekspor Indonesia dari provinsi apa saja saya juga akan memposting tabel perkembangan Impor yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia

Tabelnya sebagai berikut :

NO
Provinsi
2010
2011
2012
2013
2014
1.
D K I JAKARTA
67.651,20
84.767,10
92.859,20
86.142,50
80.700,10
2.
JAWA TIMUR
12.373,00
16.778,80
17.741,20
18.218,50
17.909,00
3.
RIAU ISLANDS
8.982,50
9.646,90
10.712,80
9.962,60
9.092,30
4.
BANTEN
5.401,10
7.657,00
8.726,50
9.013,40
9.098,70
5.
JAWA TENGAH
4.071,60
4.468,10
5.292,10
5.233,30
5.796,40
6.
SUMATERA UTARA
2.673,10
3.858,40
3.746,20
3.702,30
3.543,00
7.
KALIMANTAN TIMUR
1.746,70
2.133,10
2.785,50
2.280,70
1.547,40
8.
R I A U
984,7
1.643,30
1.785,60
1.545,40
1.340,70
9.
LAMPUNG
691,7
1.169,70
849,8
1.077,00
1.331,50
10.
PAPUA
528,9
717,9
793,7
1.050,30
612
11.
SULAWESI SELATAN
347,2
532,3
473,4
529,6
708
12.
SOUTH KALIMANTAN
687,6
848,8
722,9
404,6
728,7
13.
SUMATERA SELATAN
248,8
179,3
158,9
319
351,2
14.
NUSA TENGGARA BARAT
171,4
116,6
205,2
308,6
245
15.
B A L I
416,6
687,1
662,9
298,8
312,1
16.
J A M B I
247,2
172,1
105
256
186,2
17.
JAWA BARAT
106,8
195,5
348,1
224,7
254,8
18.
SUMATERA BARAT
294,4
348
273,7
178,8
103,2
19.
KALIMANTAN BARAT
15
10,9
0,8
177,5
216
20.
M A L U K U
69,3
139,8
117,8
98,3
111,7
21.
SULAWESI UTARA
146,6
204,3
231,9
84,7
114,3
22.
BANGKA BELITUNG
56,4
85,7
129,5
57,8
85,7
23.
KALIMANTAN TENGAH
15,3
27,8
54,6
46,2
43,3
24.
IRIAN JAYA BARAT
67,1
80,1
81,1
41,4
42,2
25.
NUSA TENGGARA TIMUR
48,8
31,5
33,4
35,6
39,3
26.
NANGROE ACEH DARUSALAM
46,1
12,4
66,7
26,9
25,7
27.
GORONTALO
0,5
18,7
36,7
22
100,4
28.
SULAWESI TENGAH
4,7
16
2,7
6,5
8
29.
MALUKU UTARA
104,6
35,3
36,3
5,9
5,3
30.
BENGKULU
36
111,9
80,3
5,1
28,2
31.
D.I. YOGYAKARTA
0
0
0
4,5
4,7
32.
SULAWESI TENGGARA
1,4
1,3
1,4
2
1,4

NON MIGAS
108.250,60
136.734,00
149.125,30
141.362,30
134.718,90


Dari data diatas sangat lah jelas perkembangan terbesar IMPOR Indonesia ada di daerah DKI Jakarta tak khayal jika Jakarta menjadi sasaran perkembangan Impor negara-negara luar yang mengimpor ke Indonesia.
 
Semua ekspor dan Impor Indonesia berasal dari negara-negara sebagai berikut seperti yang ada pada tabel  yang akan saya posting di bawah.

Tabel negaraa-negara tujuan ekspor Indonesia

Tabel negara-negara eksportir untuk Indonesia

Selain menganalisa ekspor-impor non migas Indonesia dalam penulisan ini saya juga akan menganalisa ekspor-impor Indonesia dalam sektor migas
Dengan data sebagai berikut :

Nilai Ekspor  dan Impor  Migas (juta US$), 1999-2013
Tahun
Minyak Mentah
Hasil Minyak
Gas
Ekspor
Impor
Ekspor
Impor
Ekspor
Impor
1996
5 711,80
1 518,90
1 516,10
2 076,10
4 493,90
 0,50
1997
5 480,00
1 467,00
1 302,50
2 443,30
4 840,10
 13,80
1998
3 348,60
1 058,30
 708,10
1 574,90
3 815,50
 20,50
1999
4 517,30
1 587,70
 918,00
2 088,00
4 357,00
 5,40
2000
6 090,10
2 524,90
1 651,60
3 491,10
6 624,90
 3,50
2001
5 714,70
2 887,50
1 189,50
2 574,20
5 732,20
 10,10
2002
5 227,60
3 216,90
1 307,50
3 308,70
5 577,60
 0,20
2003
5 621,00
4 027,40
1 553,70
3 562,00
6 476,70
 21,50
2004
6 241,40
5 831,40
1 654,40
5 892,10
7 749,60
 8,50
2005
8 145,80
6 797,00
1 932,00
10 645,80
9 153,70
 14,90
2006
8 168,80
7 852,60
2 843,60
11 080,30
10 197,10
 30,00
2007
9 226,00
9 056,90
2 878,80
12 786,70
9 983,80
 89,20
2008
12 418,70
10 061,50
3 547,00
20 230,80
13 160,50
 260,60
2009
7 820,30
7 362,20
2 262,30
11 129,40
8 935,70
 489,10
2010
10 402,90
8 531,30
3 967,30
18 018,20
13 669,40
 863,20
2011
13 828,70
11 154,40
4 776,80
28 134,60
22 871,50
1 412,50
2012
12 293,40
10 803,20
4 163,40
28 679,40
20 520,50
3 081,60
2013
10 204,70
13 585,80
4 299,10
28 567,60
18 129,20
3 113,00



Sumber Gambar : www.bps.go.id

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ekspor-impor migas terbesar Indonesia dari tahun-ke tahun berada pada hasil minyak dan gas  tetapi dari segi perbandingan ekspor dan impor,imporlah yang sangat besar di lakukan Indonesia untuk minyak mentah dan gas inilah dampak akibat kita tidak mampu mengolah sumber daya alam kita sendiri sehingga kita selalu besar pengeluarannya dalam mengimpor  minyak mentah dan gas,seharusnya jika ada kenaikan harga BBM kita jangan hanya menyalahkan pemerintah dengan cara demo sana sini tetapi kita harus intropeksi satu sama lain mengapa kita tidak bisa mengolah minyak kita sendiri terlebih harga minya dunia sangat lah mahal apalagi disaat seperti sekarang dollar lagi benar-benar menekan rupiah sampai ke level Rp13.000 lebih per dollar

Selain mengekspor dan mengimpor sumber daya non migas dan migas Indonesia juga mengeskpor dan mengimpor dari segi ekonomi kreatif,tabel nya sebgai berikut :


Dimana dapat kita lihat pengekspor terbanyak dari sektor ekonomi kreatif dari tahun 2010-2013 adalah fesyen mulai dari tahun 2010 sebesar 62.470.814,2 juta rupiah,2011 sebesar 67.896.022,7 juta rupiah,tahun 2012 sebesar 70.120.777,1 juta rupiah dan tahun 2013 sebesar 76.788.615,1 juta rupiah atau bisa di simpulkan tiap tahun nya selalu naik.

Sedangkan untuk impor datanya sebagai berikut :

Dapat kita lihat dalam tabel tersebut impor terbesar tiap tahunnya ada di  film,video dan fotografi tak heran jika bioskop-bioskop Indonesia lebih banyak film-film luar terutama Amerika Serikat dengan Hollywood nya.

Dengan semua data yang saya peroleh dapat kita ketahui perkembangan ekonomi Indonesia serta kebutuhan masyarakat Indonesia tidak akan terlepas dari yang namanya ekspor-impor,terlebih lagi devisa yang di terima Indonesia selain dari pengirimian tenaga kerja adalah dari hasil kegiatan ekspor .
Sekian analisa dari saya tentang Ekspor-Impor Indonesia,saya mengharapkan komentar dari anda semua para pembaca blog saya agar dalam penulisan saya selanjutnya bsa lebih baik lagi dan tunggu penulisan saya selanjutnya ....